Dari SD sampe
SMA , gue jadi sekretaris kelas. Ini bukan bangga , tapi rasa kesal. Jadi
sekretaris kelas itu gak ada enak-enaknya. Yang lain nyatet , lu enggak. Apa
lagi ketemu guru yang males nulis , pasti lu bakalan disuruh gantiin dia buat
nulis. Capek abis.
Sampe kelas XI
kemarin , gue berontak ! Dengan meraung-raung seperti singa yang belum dapat
makan 5 taun.
Guru ini
terkenal berjiwa muda *mengakunya, jagoan , pernah beberapa kali mendapat
teguran karena kurang sopan, dan kebetulan ngajar dikelas gue.
Seperti biasa
gue disuruh nulis dipapan tulis yang tingginya diatas kemampuan nulis gue, gue
mulai nuis dari tengah. Bukan dari atas.
"Sekretaris , tuliskan didepan!"
Gue diem , muka
gue uda asem banget, dan manyun-manyun.
" Siapa sekretaris?"
Temen-temen
pada nunjuk ke gue , kampret. Gue terpaksa mau. Gue nulis sambil menggerutu dan
muka yang kelipat 8. Ternyata si bapak tau.
" Kamu kenapa ? Gak ikhlas ?"
" Iya pak!" Gue nyamber karena emang nadmood, gue jadi sekretaris juga karena paksaan.
" Kamu sebagai sekretaris harus bertanggung jawab! Kalo gak iklas gausah ! " Bapak mulai emosi.
"Siapa yang mau jadi sekretaris , orang dipaksa" gue malah nyolot, dan berenti nulis , terus duduk.
Si bapak cuman
diem , dan minta ganti sama murid yang lain. Gue bersyukur , karena kejadian
itu , tugas sekretaris dihibahkan ke orang lain :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar